Sabtu, 01 Oktober 2011

Tinjau Ulang Kendaraan Bermesin Kita :)

Kalau Anda buka situs www.cyclistreport.org, maka sebuah sapaan menanti. ”Upgrade Your Mind, Change Your Vehicle”, sebuah banner bergambar sepeda dengan jelas menyampaikan pesan: sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat untuk Indonesia masa kini!

Kenaikan harga BBM, kemacetan jalanan, polusi udara, aneka kesulitan ekonomi, dan juga aneka penyakit orang modern konon bisa diatasi dengan sepeda. Itu kata beberapa warga Yogya yang menggagas situs internet di atas.

Bagi orang-orang itu, sepeda adalah alat transportasi jarak dekat di masa depan. Selain bisa menjadi alat transportasi yang menyehatkan, sepeda juga bisa berfungsi menjadi banyak hal sekaligus seperti barang kesayangan, sarana hobi, atau bahkan barang investasi.

Orang-orang itu, antara lain Anton Subianto yang pekerja sosial, Popok Triwahyudi yang seniman, Antariksa yang peneliti, Anto Marianto yang pengurus sebuah LSM anak, serta Oblo yang fotografer, yang kemudian berniat berbuat sesuatu agar ide-ide di atas bisa ”ditularkan” kepada sebanyak mungkin orang, sesegera mungkin.

”Kalau saja minimal separuh orang Yogya mau mengganti kendaraan mereka dengan sepeda, udara Yogya pasti lebih segar dan jalanan pasti lebih baik suasananya,” kata Antariksa yang konsisten ke mana-mana bersepeda.

Kelima orang di atas, ditambah beberapa orang lagi, kemudian bersepakat membentuk wadah untuk menularkan ide itu dengan baik. Walau begitu, mereka tidak mau membentuk sebuah lembaga formal.

”Kalau kami membentuk sebuah lembaga, kami malah takut suatu ketika lembaga ini bubar. Formalitas menurut kami kadang-kadang malah menghambat. Bagi kami, yang penting adalah kegiatannya. Biarlah kami tidak usah bernaung di bawah bendera apa-apa, tapi berbuat dengan jelas dan tanpa pamrih. Kalau mau diberi nama, biarlah kami disebut Komunitas Yogya Kembali Bersepeda,” kata Oblo yang diiyakan teman-temannya, ”Apalagi dulu Yogya terkenal sebagai kota pelajar yang dipenuhi sepeda.”

Namun, di zaman internet seperti sekarang, sebuah situs dunia maya tentu akan memudahkan banyak hal. Untuk itulah situs www.cyclistreport.org mereka buat. Dari situs itu pula, peminat untuk bersepeda terus meningkat.

Pada bulan Desember lalu, misalnya, para penggemar sepeda Yogya mengadakan acara bersepeda bersama ke kompleks Candi Boko. Peta rute dan tempat berkumpul dicantumkan di situs tadi sejak seminggu sebelum hari H. Hasilnya? Ratusan orang bergabung pada hari pelaksanaannya.

Kemudian, foto-foto perjalanan itu juga sedikit reportasenya dimuat lagi di situs, maka pada acara berikutnya muncul lagi anggota-anggota baru.

”Cuma itu yang kami lakukan. Namun itu sangat efektif. Pelan tapi pasti, kami yakin makin banyak orang menggemari sepeda kalau segala kegiatan dibuat menyenangkan,” kata Popok, yang memopulerkan slogan Upgrade Your Mind, Change Your Vehicle itu.

Hobi dan investasi

Saat ini, jangan dikira bahwa sepeda sulit populer di kalangan anak muda dan kalangan berduit. Sepeda bukanlah benda murahan lagi kini. Tidak percaya? Kini tidak sedikit produsen mobil terkenal pun membuat sepeda seperti BMW dan juga Audi. Harga beberapa sepeda buatan BMW dan Audi lebih mahal daripada harga sebuah sedan Jepang/Korea kelas 1.600 cc.

”Itulah. Kini sepeda sudah masuk ranah benda bergengsi juga. Maka kami optimis bisa menembus kalangan anak muda dan kalangan ekonomi kelas atas untuk Komunitas Yogya Kembali Bersepeda ini,” kata Anton.

Di kelompok ini, ada anak orang kaya yang sepedanya berharga puluhan juta rupiah. Ia rajin membeli peralatan sepeda yang aneh-aneh di luar negeri. Bisa dikatakan, sepeda telah menjadi sarana aktualisasi diri sekaligus benda hobi pada orang-orang tertentu.

”Saya kalau ingin ganti sebuah aksesori sepeda saya, kadang menjual aksesori lama ke teman. Gonta-ganti aksesori sepeda juga sangat kenal musim dan model. Maka kegiatan ini adalah salah satu daya tarik kelompok, Mas,” tambah Anton.

Sebuah toko peralatan sepeda di kawasan Malioboro pun bisa dikatakan menjadi markas tidak resmi para penggemar sepeda Yogya. Di sana setiap hari terjadi transaksi-transaksi baru, baik dalam bentuk pembelian sepeda baru maupun tukar tambah sepeda lama. Tidak jarang penggemar sepeda tadinya sekadar mampir, tapi saat pulang sudah mengganti sadel sepedanya dengan model terbaru.

Dan karena tidak membentuk sebuah kelompok formal, Oblo dan kawan-kawan tidak merasa bersaing dengan komunitas sepeda lain yang mengkhususkan diri pada sepeda tua.

”Dalam kelompok kami, ada yang pakai sepeda tua, ada yang pakai sepeda gunung seharga Rp 30 juta, juga ada yang pakai sepeda RRC seharga 500.000 rupiah saja. Yang penting mereka sadar bahwa bersepeda itu baik,” kata Anton lagi.

Walau belum pernah berpikir untuk melebarkan sayap ke kota lain, Komunitas Yogya Kembali Bersepeda optimistis bahwa suatu ketika sepeda akan menjadi raja jalanan di mana pun di Indonesia, bahkan mungkin dunia. ”Sepeda itu benda terbaik yang pernah dibuat manusia,” kata Oblo sambil mengelus-elus sepedanya....



#edisibajakan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;